Tanjung aru adalah sebuah nama Desa yang kini telah menjadi pusat pemerintahan Kecamatamn tanjung Harapan, dengan jumlah penduduk 2602 Jiwa yang terdiri dari 667 kepala keluarga, lembaga ekonomi terdiri dari
1 Pasar 1 buah
2 Koperasi 1 buah
3 Kios 20 Buah
4 Toko
5 warung Makan 11 buah
6 Angkutan 2 Buah
Sumber pendapatan
Pertanian
Kehutanan
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
perdagangan
Jasa
Penginapan/ Hotel
Pariwisata
Industri Rumah Tangga
jumlah Sumur Gali 35 Buah
Jumlah Hidran Umum 5 Buah
Pah 10 Buah
Mck 35 Buah
Sumur Gali 35 KK
Pengguna Hidran umum 25 kk
pengguna Pah 20
Pengguna Perpipaan 25 kk
Pasar 1 Buah
Koperasi 1 Buah
Angkutan 3 buah
Industri Bahan Bangunan 5 Buah
Warung Kelontongan 1 buah
Kios 24 buah
Toko 1 buah
Warung makan 16
angkutan 3 buah
Usaha perikanan 587 Buah
Industri Bahan Bangunan 5 Buah
Industri alat pertanian
Mengingat dengan beraneka ragam hasil bumi terutama hasil perikanan Laut yang mendominasi mata pencaharian mereka, dengan luas dan potensi perikanan yang sangat potensial dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun jika kita melihat dari sektor Perkebunan disini hanya didominasi oleh perkebunan kelapa dalam, seluas kurang lebih 10 hektar sepanjang pantai Tanjung Aru sampai Dusun ipi selain itu potensi peternakan unggas, ternak ruminansia, juga sangat menjanjikan, disamping potensi lahan persawahan yang sangat luas namun belum di fungsikan secara maksimal, terutama sejak beberapa tahun terakhir ini dan tidak ada satupun masyarakat tani yang mau berbudidaya terutama padi sawah, hal ini disebabkan oleh tidak berfungsinya jalan usaha tani pada percetakan sawah seluyas 50 hektar sepanjang kurang lebih 10 kilometer karena jalan tersebut merupakan jalan PU yang telah di pindahkan keberadaannya, sehingga akses menuju dusun tersebut mati total alhasil masyarakat tani tidak bisa mengangkut hasil pertanian mereka, mereka enggan untuk mengangkut hasil sawah mereka bahkan sampai satu tahun lamanya hasil sawah mereka di biarkan di pondok pondok yang berada di tengah persawahan, karena secara ekonomis mereka akan merugi jika jalan yang mereka tempuh sepanjang 10 Km dan hanya berjalan kaki, hal inilah yang merupaka permasalahan pokok dan menjadi momok selama ini dan sudah barang tentu menjadi tugas kita semua sebagai aparat pemerintah terutama dinas PU dan instansi terkait hendaknya memikirkan nasib petani binaan Kami, seperti yang di ungkapkan Bapak Suyuti, red/tjr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar